Rabu, 20 Oktober 2010

Christine Hakim Buat Film Dokumenter Banda Aceh

Christine Hakim Buat Film Dokumenter Banda Aceh

                    Christine Hakim. (Sumber foto: mozaicdunia.blogspot.com)
Christine Hakim. (foto: mozaicdunia)
JAKARTA - Pemerintah Kota Banda Aceh dan provinsi Nangroe Aceh Darussalam mempercayakan pembuatan film dokumenter tentang Banda Aceh kepada Christine Hakim untuk promosi 'Visit Banda Aceh 2011'.
Namun dalam penggarapannya, aktris Eat Pray Love ini kesulitan menemukan rumah adat Aceh.

"Di Aceh ini, terus terang, dari pengalaman saya syuting kemarin, sudah sulit menemukan rumah adat. Karena waktu di Banda Aceh kan memang terkena tsunami," ujarnya kepada wartawan ditemui di Balairung Sapta Pesona, Kemenbudpar, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Selasa (12/10/2010).

Beruntung masih ada rumah tinggal Cut Nyak Dien yang masih utuh. Meskipun sudah direnovasi, namun rumah tersebut tetap digunakan demi pengambilan gambar.

"Itupun saya melihatnya harus lebih diperhatikan lagi. Ini budaya yg harus tetap dipertahankan," kritiknya.
Pembuatan film dokumenter Banda Aceh beranjak dari pengalaman Christine membintangi film Cut Nyak Dien. Namun sebagai film dokumenter, dia mengakui ada tantangan tersendiri.

"Saya harap dokumenter yang saya buat ini membantu pemahaman kepada dunia luar mengenai Aceh itu sendiri, baik dari latar belakang budayanya, masyarakatnya, dan termasuk kulinernya," ulasnya.

Sebagai produser, tugasnya sudah selesai. Namun jika masyarakat Aceh menginginkan dirinya untuk membantu promosi 'Visit Banda Aceh 2011', Christine dengan senang hati akan membantu.
"Semua itu tujuannya adalah untuk menciptakan suasana dan kondisi di Aceh menjadi lebih baik lagi," imbuhnya.

Film ini sudah siap dirilis di televisi. Lebih lanjut Christine berharap, banyak hal yang bisa dieksplorasi dari Aceh.

Dia pun menjelaskan hal itu dengan membandingkan budaya di Sumatera Barat. Menurut Christine, masyarakat dan pemimpinnya banyak sekali yang peduli untuk menjaga budayanya.

"Kalau dari segi fesyen itu, saya kira tidak ada masalah. Karena kan syariat Islam ya. Tapi saya kira harus dipikirkan kembali. Mungkin mengundang para desainer untuk mendesain ulang bagaimana aksesoris di kepalanya," pungkasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar