Senin, 08 November 2010

Marcella Zalianty : Doakan Kami, Semoga Semua Berjalan Lancar

 Marcella Zalianty : Doakan Kami, 
Semoga Semua Berjalan Lancar

                    Marcella Zalianty|Foto: Yayat Ruhayat C&R
Marcella Zalianty|Foto: C&R
JAKARTA -C&R/OMG- Marcella Zalianty terlihat sumringah setelah dilamar oleh pembalap Ananda Mikola. Kegembiraan perempuan kelahiran Jakarta, 7 Maret 1980 itu terlihat jelas saat ditemui dikediamannya di Jalan Manggis, Jagakarsa, Ciganjur, Jakarta Selatan, Minggu (7/11/2010) sore. Berikut petikan wawancaranya.

Bisa diceritakan soal lamaran hari ini? Alhamdulillah, berjalan khidmat. Suasananya banyak yang berkomentar menyenangkan, saling bersilaturahmi, kekeluargaan.

Selain itu? Prosesinya formal, sakral, dan kekeluargaan, memang sangat personal. Jadi, mohon maaf, ya, kalo nggak bisa mengambil gambar ke dalam karena memang sudah kesepakatan keluarga. Saya harus menghormati seluruh keluarga besar saya agar ini tetap skaral. Jadi, hanya keluarga terdekat-dekat aja.

Apa arti selendang sendiri bagi Anda? Itu ibunya (Ananda) yang memberikan, sebagai peningset dan anting ini sama selendang, tradisi Sumatera. Itu istilahnya sebagai pengikat.


Kapan nikahnya? Kita belum tahu. Kita lamaran aja dulu. Artinya, menunjukkan keseriusan, pengenalan keluarga, dan segala macemnya. Kita harus meetingin bersama dulu soal itu karena saya juga punya kesibukan dan Nanda juga begitu. Jadi, nanti kita sesuaikan kapan yang paling baiknya.

Kok, acara lamarannya pas banget satu hari menjelang ulang tahun mama? Iya iya! Pas banget ya. Kita juga nggak tahu ya, kebetulan. Semuanya serba Tuhan yang atur. Mohon doanya, mudah-mudahan lancar.

Melihat perjalan pacaran kamu berliku-liku. Dari pertama ke kasus hingga pelaminan. Bagaimana ini? Ya, itulah. Kan perjalanan pasti ada ujungnya dan Alhamdulillah finalnya baik dan menyenangkan semua pihak. Ya, saya bersyukur.

Persiapan jelang nikah? Nggak pake persiapan. Saya aja diribetin terus. "Marcel harus ini itu, harus diet", tapi saya jalanin ajalah. Hatinya aja yg setiap hari makin dipersiapkan.

Kok, nggak sekalian tukar cincin? Nggak, ya. Itu kan orang bule aja tradisinya. Kita, kan, Indonesia. Jadi, sesuai adatnya begini. (Deva).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar